Semoga...

Sudah saatnya untuk berubah, menjauh dari segala masalah. Banyaknya musibah yang selalu membuat orang susah. Berbagai macam hal pendidikan, perekonomian bahkan persaudaraan mulai luntur akan kebiasaan dalam budaya. Sudah tidak ada lagi suara anak-anak yang  ribut mencari seragam yang belum kering atau bahkan dengan baju lusuh. Tidak ada lagi antara sapa atau jabat tangan, tidak ada lagi hiburan dalam keramaian yang dibuat untuk menghilangkan penat sepulang kerja seharian. Semua dilakukan dirumah dengan perasaan yang terpaksa karena untuk menjaga. Memang menjadi lebih mudah akan tetapi banyak anak ketika mengikuti sekolah saat dengan keadaan yang begitu mudah malah membuat mereka cepat patah. Banyak anak yang menyepelekan akan pentingnya mencai ilmu. Sekarang mereka cenderung menyalahkan keaadaan. Padahal dalam kehidupan kita tidak boleh menyalahkan keadaan, bahkan seharusnya kita perlu untuk mengerti keadaan. Mungkin mereka sekarang menyesal dan bahkan mungkin ada yang bertanya-tanta pada diri sendiri. Mengapa dulu tidak memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. 



Pendidikan negri kita sudah mulai terlihat dari anak SD jaman sekarang ketika lulus dari sekolahnya mereka cenderung terlihat sedikit bahkan tidak sama sekali ada perubahan dalam berfikir terurama dalam hal kedewasaan. Mereka masih menempatkan sebagai anak yang dibimbing sangat, padahal jika mereka memasuki masa SMP mereka akan mendapat tanggung jawab yang lebih. Yaitu tanggung jawab yang akan mereka miliki jauh lebih banyak dibandingkan dari sekolah dasar yang telah mereka dapat. Tidak bisa kita bayangkan bagaimana nasib negri kita kedepannya, ketika kondisi atau keadaan masih seperti ini. Bagaimana negri ini akan maju jika kondisi negri ini tidak ada perubahan. 

Aku jadi lebih berfikir bagaimana mungkin pendidikan negri ini akan maju jika dari diri kita sendiri saja belum tergerak dalam kesadaran. Mulailah dari sekarang, belum terlambat kawan. Kita pasti bisa dalam mengugurkan opini yang kurang baik tentang kemajuan pendidikan kita kedepannya dimata orang-orang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku, Kamu dan Kita